Industri Penerbangan Bakal Dapat Insentif Rp 370 M untuk Redam Imbas Corona
Carilahmas.com :- Pemerintah tengah mengkaji stimulus bagi industri penerbangan yang terdampak pandemi virus corona. Kemenhub mencatat, setidaknya butuh Rp 370 miliar untuk dibagikan kepada industri penerbangan dalam periode Agustus-Desember 2020.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menjelaskan, industri maskapai menjadi isu penting di tengah pandemi COVID-19 untuk diperhatikan.
Menurutnya, perlu insentif untuk menggairahkan industri ini.”Pada bulan Agustus ini kita berharap bisa memberikan stimulus-stimulus untuk mendorong transportasi udara yang kita tahu semua bahwa pada bulan Maret, April, Mei, kita melakukan lockdown awalnya.
Kemudian kita saat ini sudah mencapai 45 persen traffic pada hari ini kita ke depan akan kita tetap maju,” ujarnya dalam sebuah webinar, Jumat (14/8).Secara rinci, total usulan biaya stimulus transportasi udara mencapai Rp 370 miliar.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 91 miliar digunakan sebagai pelaksanaan kalibrasi fasilitas keselamatan penerbangan. Insentif ini diberikan kepada sejumlah stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan
kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan dan pendaratan untuk keselamatan penerbangan seperti LPPNPI atau AirNav, PT AP I dan PT AP II. Anggaran untuk insentif ini sudah ditelaah di DJA Kemenkeu tanggal 4 Agustus 2020 dengan kebutuhan Rp 91 miliar.
Stimulus berikutnya adalah pembebasan biaya PJP2U untuk calon penumpang pesawat udara. Rencana pemberian stimulus bagi pengguna transportasi udara dengan total asumsi sebanyak 2.593.607 penumpang.
Angka ini dengan mempertimbangkan data peningkatan pengguna jasa transportasi udara di 13 lokasi Bandar Udara pendukung destinasi pariwisata seperti wilayah Toba,
Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Bali, Banyuwangi, dan Kep Riau. Kebutuhan anggarannya sebesar Rp 279 miliar, namun belum ditelaah oleh Kemenkeu”Program untuk menstimulus,
stimulus yang sudah kita lakukan ada dua hal ini dan nantinya akan kita buka juga untuk hal-hal yang lain,” kata Novie.Sementara itu, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association ( INACA) Denon
Prawiraatmadja mengakui bahwa penumpang pesawat anjlok drastis. Dikatakannya sampai semester I 2020, okupansi penumpang masih jauh panggang dari api jika dibandingkan tahun 2019.
Pada tahun 2019, jumlah penumpang domestik mencapai 115 juta. Adapun hingga semester I 2020, jumlah penumpang hanya mencapai 19 juta.
click for follow us on Facebook carilamas always be updated, get berita terkini on time Share on Social Media
Komentar
Posting Komentar